Jagung merupakan target swasembada kedua setelah padi, selain untuk konsumsi langsung, jagung merupakan bahan baku utama industri pakan dan pangan.
Saat ini sudah ada alat panen jagung ini hasil penemuan dan perakitan dari penelitian serta pengembangan Kementerian Pertanian. Ada tiga prototipe yang diciptakan untuk memanen sekaligus menanam kembali jagung. Pertama, mesin pemanen multi-komoditas yang dapat digunakan untuk memanen jagung atau padi. Alat ini sekaligus bisa memasukkan hasil panen ke karung dalam satu operasi. Kapasitas mesin 3-4 jam per hektare.
Kedua, mesin pengolah tanah amfibi yang menggunakan bajak rotari dengan roda krepyak (crawler) dari karet. Alat ini dapat digunakan untuk lahan tergenang atau lahan kering. Dalam sekali olah, dapat menghemat waktu, bahan bakar, dan tenaga kerja. Kapasitas mesin 3-4 jam per hektare.
Ketiga, mesin penanam biji-bijian yang ditarik traktor roda dua. Mesin ini dapat digunakan untuk menanam jagung atau kedelai di lahan kering, dengan jumlah baris tanam dua baris untuk jagung dan tiga baris untuk kedelai. Mesin ini dirancang mampu digunakan di tanah bergelombang (tidak rata). Kapasitas mesin tersebut adalah delapan jam per hektare.
Mudah-mudahan kita dapat diberikan bantuan alat ini untuk panen jagung yang luas ini.
Selama ini pasar produk Kubota lebih banyak menyasar tanaman padi. Kemudian pada akhir tahun 2015 lalu mulai masuk komoditas jagung. Salah satu keluaran baru DC 70 yang mempunyai dua fungsi alat panen, yakni untuk tanaman padi dan jagung. "Jagung itu komoditas pangan unggulan kedua setelah padi. Kita ingin mencari cara lain dalam mekanisasi di pertanian jagung," kata Melinda Tunjung Wulan, Sales Department PT Kubota Machinery Indonesia.
Dia mengungkapkan, keuntungan mekanisasi di sektor pertanian lebih efisien dalam penggunaan sumber daya manusia. Apalagi sekarang orang yang ingin terjun di sektor pertanian semakin menurun. Terutama tenaga kerja di luar Jawa. Sekarang trennya mekanisasi pertanian dengan menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) modern.
Kebetulan, katanya, banyak petani jagung mempunyai masalah dalam pemanenan. Petani butuh alat panen yang efisien. Mesin panen DC 70 tidak hanya dapat digunakan untuk panen padi, melainkan juga untuk
panen jagung. Apalagi sebagian besar petani dalam satu lahan tidak hanya menanam padi, tetapi menanam jagung juga pada saat musim kering. Pada musim hujan biasanya petani tanam padi dan saat musim kering menanam jagung.
"Jadi targetnya produk ini menyasar petani padi dan jagung, banyak petani jagung mempunyai masalah dalam pemanenan," jelasnya.
Menurutnya, produk DC 70 merupakan alat panen kombinasi pertama di Indonesia yang dapat memanen jagung hingga menjadi pipil.
Belum ada kompetitornya, makanya prospek pasar alat ini cukup bagus, untuk memanen jagung mesin panen DC 70 ini ditambahkan Corn Kit yang dipasangkan pada mesin tersebut. Jadi ada beberapa komponen yang diganti seperti pisau, grill, gigi thresher dan
lainnya jika ingin digunakan untuk panen jagung. "Alat ini berfungsi untuk memotong, mengupas, dan memipil jagung," ungkap Melinda kepada Agrofarm Indonesia.
Melinda mengatakan, Corn Kit tersebut bisa diperoleh pada saat pembelian DC 70. Harganya berkisar Rp 40 juta/unit. "Jadi ada pergantian mata pisau, treser dan saringan dalam produk DC 70. Bila ingin digunakan untuk panen jagung," jelasnya.
Dia menambahkan, karena ingin meningkatkan kemampuan kerja pada saat panen customer yang telah memiliki DC 60 sangat tertarik dengan DC 70 karena dapat digunakan di lahan berlumpur yang lebih dalam. Setelah ditawarkan DC 70 dengan power yang lebih besar, crawler lebih panjang dan lebar yang bermanfaat digunakan di lahan dalam. "Para custumer kita pun puas dengan produk DC 70 ini," kata Melinda.
Dia menjelaskan, kelebihan produk ini diantaranya memiliki crawler lebih panjang mencapai 1700 mm dan lebar 500 mm. Sehingga berpengaruh pada daya tekan ke tanah. Tekanan lebih kecil hanya 0,176kgf/cm2. "Selain itu, luas pemotongan lebih lebar, otomatis memperbesar luas panen padi dalam satu hari. Luas panen bisa mencapai 4 hektar per hari. Sementara untuk panen jagung sekitar 2,5 hektar per hari," tutur Melinda.
Dia menambahkan, dengan produk ini mampu mengurangi kerugian panen padi sekitar 3%-5%. Sedangkan waktu panen padi sekitar 100 sampai 120 hari dan umur tanaman jagung sekitar 110-120 hari.
Produk teknologi asal Jepang produksi Thailand ini menggunakan 69 PS mesin diesel Kubota. Ini memungkinkan pemanenan dengan kecepatan tinggi mencapai 1,85m/s.
Hal ini juga dapat memberikan kontribusi untuk hasil operasional yang luar biasa dibawah kondisi beban tinggi, seperti di sawah basah dan ketika menghadapi pemanenan dalam jumlah besar. Alat ini menghabiskan bahan bakar solar sebanyak 18-20 liter per hari.
Sebelum produk ini dijual ke pasaran, Kubota terlebih dahulu melakukan ujicoba pada pertengahan tahun 2015. Akibat melihat kehandalan produk ini pada saat uji coba, banyak orang yang memesan. Tahun lalu sudah ada permintaan dari beberapa daerah, hingga Merauke.
Kemudian bulan Januari 2016 sudah banyak pesanan untuk DC 70 karena sebentar lagi masuk panen padi terutama di wilayah Sulawesi, Sumatera dan Jawa Timur. Namun diakuinya, permintaan produk ini paling banyak di daerah Sulawesi karena awal ujicoba disana. "Total pesanan sudah mencapai 100 unit sampai saat ini," katanya.
Tahun lalu, awal pengenalan unit di Sulawesi jumlah unit yang dipasarkan masih terbatas. Para petani bisa melakukan trial (ujicoba) terlebih dahulu, dan kalau berminat dapat langsung membelinya ke dealer resmi Kubota terdekat. Tahun 2015 ada penjualan DC 70, namun jumlahnya terbatas. Dia mengatakan, kebanyakan petani membeli produk ini menjelang panen.
Melinda menjelaskan, layanan purna jual produk-produk Kubota mempunyai garansi 400 jam atau satu tahun. Kemudian memberikan training terhadap para customer sebelum digunakan di lapangan. "Namun untuk sparepart past moving tidak kami garansi," tandasnya ketika ditemui di Gedung Eighty Eight Kasablanka Jakarta.
Dia menambahkan, Kubota juga telah memiliki dealer di seluruh wilayah Indonesia. Tujuannya untuk memenuhi permintaan para konsumen di daerah-daerah. Ada sekitar 40 cabang dealer Kubota yang tersebar di seluruh Indonesia dari Aceh, Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan Papua.
Menurutnya, mata pisau pada alat DC 70 ini memang mudah aus. Maka untuk perawatannya sekitar 200 jam harus diganti. Sedangkan di jagung diganti segera setelah penggunaan diatas 50 jam. Atau cara lain sisi pisau diputar. Pisau bisa diganti satuan, tidak perlu membeli sepaket yang baru. "Jadi dalam pembelian produk Kubota selalu memberikan bonus beberapa part (alat) yang cepat diganti. Utamanya filter dan pisau, namun diberikan sampai garansi habis. Setelah itu, harus beli sendiri," paparnya.
Dia melanjutkan, ada diskon potongan harga dan sparepart untuk pembelian produk-produk Kubota. Biasanya akan diberikan menjelang panen karena di masa itu banyak permintaan. Harga DC 70 sekitar Rp 500 juta. Ini sudah termasuk ongkos kirim.
Melinda mengatakan, target pasar produk ini sebagian besar petani, pebisnis dan kontraktor untuk disewakan. Tahun ini target penjualan bisa mencapai 500 unit untuk padi maupun jagung di seluruh Indonesia. "Daerah potensial pemasaran di daerah Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan dan Papua," tambahnya. Beledug Bantolo
Sumber : AgroFarm Edisi 25 Februari 2016 Halaman 42 dan 43
Saat ini sudah ada alat panen jagung ini hasil penemuan dan perakitan dari penelitian serta pengembangan Kementerian Pertanian. Ada tiga prototipe yang diciptakan untuk memanen sekaligus menanam kembali jagung. Pertama, mesin pemanen multi-komoditas yang dapat digunakan untuk memanen jagung atau padi. Alat ini sekaligus bisa memasukkan hasil panen ke karung dalam satu operasi. Kapasitas mesin 3-4 jam per hektare.
Kedua, mesin pengolah tanah amfibi yang menggunakan bajak rotari dengan roda krepyak (crawler) dari karet. Alat ini dapat digunakan untuk lahan tergenang atau lahan kering. Dalam sekali olah, dapat menghemat waktu, bahan bakar, dan tenaga kerja. Kapasitas mesin 3-4 jam per hektare.
Ketiga, mesin penanam biji-bijian yang ditarik traktor roda dua. Mesin ini dapat digunakan untuk menanam jagung atau kedelai di lahan kering, dengan jumlah baris tanam dua baris untuk jagung dan tiga baris untuk kedelai. Mesin ini dirancang mampu digunakan di tanah bergelombang (tidak rata). Kapasitas mesin tersebut adalah delapan jam per hektare.
Mudah-mudahan kita dapat diberikan bantuan alat ini untuk panen jagung yang luas ini.
KUBOTA DC 70,ALAT PANEN MULTIFUNGSI PADI DAN JAGUNG
Produk Kubota terbaru ini multifungsi. Kubota DC 70 dapat digunakan untuk panen padi dan jagung. Dengan tenaga yang lebih besar, crawler lebih panjang dan lebar alat ini dapat digunakan di lahan dalam. Tak aneh sudah banyak customer antri membeli produk Kubota DC 70Selama ini pasar produk Kubota lebih banyak menyasar tanaman padi. Kemudian pada akhir tahun 2015 lalu mulai masuk komoditas jagung. Salah satu keluaran baru DC 70 yang mempunyai dua fungsi alat panen, yakni untuk tanaman padi dan jagung. "Jagung itu komoditas pangan unggulan kedua setelah padi. Kita ingin mencari cara lain dalam mekanisasi di pertanian jagung," kata Melinda Tunjung Wulan, Sales Department PT Kubota Machinery Indonesia.
Dia mengungkapkan, keuntungan mekanisasi di sektor pertanian lebih efisien dalam penggunaan sumber daya manusia. Apalagi sekarang orang yang ingin terjun di sektor pertanian semakin menurun. Terutama tenaga kerja di luar Jawa. Sekarang trennya mekanisasi pertanian dengan menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) modern.
Kebetulan, katanya, banyak petani jagung mempunyai masalah dalam pemanenan. Petani butuh alat panen yang efisien. Mesin panen DC 70 tidak hanya dapat digunakan untuk panen padi, melainkan juga untuk
panen jagung. Apalagi sebagian besar petani dalam satu lahan tidak hanya menanam padi, tetapi menanam jagung juga pada saat musim kering. Pada musim hujan biasanya petani tanam padi dan saat musim kering menanam jagung.
"Jadi targetnya produk ini menyasar petani padi dan jagung, banyak petani jagung mempunyai masalah dalam pemanenan," jelasnya.
Menurutnya, produk DC 70 merupakan alat panen kombinasi pertama di Indonesia yang dapat memanen jagung hingga menjadi pipil.
Belum ada kompetitornya, makanya prospek pasar alat ini cukup bagus, untuk memanen jagung mesin panen DC 70 ini ditambahkan Corn Kit yang dipasangkan pada mesin tersebut. Jadi ada beberapa komponen yang diganti seperti pisau, grill, gigi thresher dan
lainnya jika ingin digunakan untuk panen jagung. "Alat ini berfungsi untuk memotong, mengupas, dan memipil jagung," ungkap Melinda kepada Agrofarm Indonesia.
Melinda mengatakan, Corn Kit tersebut bisa diperoleh pada saat pembelian DC 70. Harganya berkisar Rp 40 juta/unit. "Jadi ada pergantian mata pisau, treser dan saringan dalam produk DC 70. Bila ingin digunakan untuk panen jagung," jelasnya.
Dia menambahkan, karena ingin meningkatkan kemampuan kerja pada saat panen customer yang telah memiliki DC 60 sangat tertarik dengan DC 70 karena dapat digunakan di lahan berlumpur yang lebih dalam. Setelah ditawarkan DC 70 dengan power yang lebih besar, crawler lebih panjang dan lebar yang bermanfaat digunakan di lahan dalam. "Para custumer kita pun puas dengan produk DC 70 ini," kata Melinda.
Dia menjelaskan, kelebihan produk ini diantaranya memiliki crawler lebih panjang mencapai 1700 mm dan lebar 500 mm. Sehingga berpengaruh pada daya tekan ke tanah. Tekanan lebih kecil hanya 0,176kgf/cm2. "Selain itu, luas pemotongan lebih lebar, otomatis memperbesar luas panen padi dalam satu hari. Luas panen bisa mencapai 4 hektar per hari. Sementara untuk panen jagung sekitar 2,5 hektar per hari," tutur Melinda.
Dia menambahkan, dengan produk ini mampu mengurangi kerugian panen padi sekitar 3%-5%. Sedangkan waktu panen padi sekitar 100 sampai 120 hari dan umur tanaman jagung sekitar 110-120 hari.
Produk teknologi asal Jepang produksi Thailand ini menggunakan 69 PS mesin diesel Kubota. Ini memungkinkan pemanenan dengan kecepatan tinggi mencapai 1,85m/s.
Hal ini juga dapat memberikan kontribusi untuk hasil operasional yang luar biasa dibawah kondisi beban tinggi, seperti di sawah basah dan ketika menghadapi pemanenan dalam jumlah besar. Alat ini menghabiskan bahan bakar solar sebanyak 18-20 liter per hari.
Sebelum produk ini dijual ke pasaran, Kubota terlebih dahulu melakukan ujicoba pada pertengahan tahun 2015. Akibat melihat kehandalan produk ini pada saat uji coba, banyak orang yang memesan. Tahun lalu sudah ada permintaan dari beberapa daerah, hingga Merauke.
Kemudian bulan Januari 2016 sudah banyak pesanan untuk DC 70 karena sebentar lagi masuk panen padi terutama di wilayah Sulawesi, Sumatera dan Jawa Timur. Namun diakuinya, permintaan produk ini paling banyak di daerah Sulawesi karena awal ujicoba disana. "Total pesanan sudah mencapai 100 unit sampai saat ini," katanya.
Tahun lalu, awal pengenalan unit di Sulawesi jumlah unit yang dipasarkan masih terbatas. Para petani bisa melakukan trial (ujicoba) terlebih dahulu, dan kalau berminat dapat langsung membelinya ke dealer resmi Kubota terdekat. Tahun 2015 ada penjualan DC 70, namun jumlahnya terbatas. Dia mengatakan, kebanyakan petani membeli produk ini menjelang panen.
Melinda menjelaskan, layanan purna jual produk-produk Kubota mempunyai garansi 400 jam atau satu tahun. Kemudian memberikan training terhadap para customer sebelum digunakan di lapangan. "Namun untuk sparepart past moving tidak kami garansi," tandasnya ketika ditemui di Gedung Eighty Eight Kasablanka Jakarta.
Dia menambahkan, Kubota juga telah memiliki dealer di seluruh wilayah Indonesia. Tujuannya untuk memenuhi permintaan para konsumen di daerah-daerah. Ada sekitar 40 cabang dealer Kubota yang tersebar di seluruh Indonesia dari Aceh, Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan Papua.
Menurutnya, mata pisau pada alat DC 70 ini memang mudah aus. Maka untuk perawatannya sekitar 200 jam harus diganti. Sedangkan di jagung diganti segera setelah penggunaan diatas 50 jam. Atau cara lain sisi pisau diputar. Pisau bisa diganti satuan, tidak perlu membeli sepaket yang baru. "Jadi dalam pembelian produk Kubota selalu memberikan bonus beberapa part (alat) yang cepat diganti. Utamanya filter dan pisau, namun diberikan sampai garansi habis. Setelah itu, harus beli sendiri," paparnya.
Dia melanjutkan, ada diskon potongan harga dan sparepart untuk pembelian produk-produk Kubota. Biasanya akan diberikan menjelang panen karena di masa itu banyak permintaan. Harga DC 70 sekitar Rp 500 juta. Ini sudah termasuk ongkos kirim.
Melinda mengatakan, target pasar produk ini sebagian besar petani, pebisnis dan kontraktor untuk disewakan. Tahun ini target penjualan bisa mencapai 500 unit untuk padi maupun jagung di seluruh Indonesia. "Daerah potensial pemasaran di daerah Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan dan Papua," tambahnya. Beledug Bantolo
Sumber : AgroFarm Edisi 25 Februari 2016 Halaman 42 dan 43