1. Iklim
a) Hujan yang
merata diperlukan setelah tanaman berumur 8 bulan dan kebutuhan ini berkurang
sampai menjelang panen
b) Tanaman tumbuh baik
pada daerah beriklim panas dan lembab.
c) Kelembaban yang
baik untuk pertumbuhan tanaman ini > 70%Suhu udara berkisar antara 28-34
derajat C.
2. Media Tanam
a)
Tanah yang terbaik adalah tanah subur dan cukup air tetapi tidak tergenang.
b)
Jika ditanam di tanah sawah dengan irigasi pengairan mudah di atur tetapi jika
ditanam di ladang/tanah kering yang tadah hujan penanaman harus dilakukan di
musim hujan.
3. Ketinggian
Tempat Ketinggian tempat yang baik untuk pertumbuhan tebu adalah 5-500 m dpl.
II.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
Bibit yang akan ditanam berupa bibit
pucuk,bibit batang muda, bibit rayungan dan bibit siwilan
a) Bibit pucuk
Bibit diambil dari bagian pucuk tebu yang akan digiling berumur 12 bulan.
Jumlah mata (bakal tunas baru) yang diambil 2-3 sepanjang 20 cm. Daun kering
yang membungkus batang tidak dibuang agar melindungi mata tebu. Biaya bibit
lebih murah karena tidak memerlukan pembibitan, bibit mudah diangkut karena
tidak mudah rusak, pertumbuhan bibit pucuk tidak memerlukan banyak air.
Penggunaan bibit pucuk hanya dapat dilakukan jika kebun telah berporduksi.
b) Bibit batang muda
Dikenal pula dengan nama bibit mentah / bibit krecekan. Berasal dari tanaman
berumur 5-7 bulan. Seluruh batang tebu dapat diambil dan dijadikan 3 stek.
Setiap stek terdiri atas 2-3 mata tunas. Untuk mendapatkan bibit, tanaman
dipotong, daun pembungkus batang tidak dibuang.1 hektar tanaman kebun bibit
bagal dapat menghasilkan bibit untuk keperluan 10 hektar.
c) Bibit
rayungan (1 atau 2 tunas) Bibit diambil dari tanaman tebu khusus untuk
pembibitan berupa stek yang tumbuh tunasnya tetapi akar belum keluar. Bibit ini
dibuat dengan cara:
1.
Melepas daun-daun agar pertumbuhan mata tunas tidak terhambat.
2.
Batang tanaman tebu dipangkas 1 bulan sebelum bibit rayungan dipakai.
3.
Tanaman tebu dipupuk sebanyak 50 kg/ha Bibit ini memerlukan banyak air dan
pertumbuhannya lebih cepat daripada bibit bagal. 1 hektar tanaman kebun bibit
rayungan dapat menghasilkan bibit untuk 10 hektar areal tebu.
Kelemahan bibit rayungan adalah
tunas sering rusak pada waktu pengangkutan dan tidak dapat disimpan lama
seperti halnya bibit bagal. d) Bibit siwilan Bibit ini diambil dari tunas-tunas
baru dari tanaman yang pucuknya sudah mati. Perawatan bibit siwilan sama dengan
bibit rayungan.
Pengolahan Media Tanam Terdapat dua
jenis cara mempersiapkan lahan perkebunan tebu yaitu cara reynoso dan bajak.
Persiapan Disebut juga dengan cara Cemplongan dan dilakukan di tanah sawah.
Pada cara ini tanah tidak seluruhnya diolah, yang digali hanya lubang tanamnya
Pembukaan Lahan
a) Pada lahan
sawah dibuat petakan berukuran 1.000 m2. Parit membujur, melintang dibuat
dengan lebar 50 cm dan dalam 50 cm. Selanjutnya dibuat parit keliling yang
berjarak 1,3 m dari tepi lahan.
b) Lubang tanam dibuat
berupa parit dengan kedalaman 35 cm dengan jarak antar lubang tanam (parit)
sejauh 1 m. Tanah galian ditumpuk di atas larikan diantara lubang tanam
membentuk guludan. Setelah tanam, tanah guludan ini dipindahkan lagi ke tempat
semula.
Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam Umumnya
tebu ditanam pada pola monokultur pada bulan Juni-Agustus (di tanah
berpengairan) atau pada akhir musim hujan (di tanah tegalan/sawah tadah hujan).
Terdapat dua cara bertanam tebu yaitu dalam aluran dan pada lubang tanam.
Pada cara pertama bibit diletakkan
sepanjang aluran, ditutup tanah setebal 2-3 cm dan disiram. Cara ini banyak
dilakukan dikebun Reynoso. Cara kedua bibit diletakan melintang sepanjang
solokan penanaman dengan jarak 30-40 cm. Pada kedua cara di atas bibit tebu
diletakkan dengan cara direbahkan. Bibit yang diperlukan dalam 1 ha adalah
20.000 bibit.Cara Penanaman Sebelum tanam, tanah disiram agar bibit bisa
melekat ke tanah.
a) Bibit stek
(potongan tebu) ditanam berimpitan secara memanjang agar jumlah anakan yang
dihasilkan banyak. Dibutuhkan 70.000 bibit stek/ha.
b) Untuk bibit
bagal/generasi, tanah digaris dengan kedalaman 5-10 cm, bibit dimasukkan ke
dalamnya dengan mata menghadap ke samping lalu bibit ditimbun dengan tanah.
Untuk bibit rayungan bermata satu, bibit dipendam dan tunasnya dihadapkan ke
samping dengan kemiringan 45 derajat, sedangkan untuk rayungan bermata dua
bibit dipendam dan tunasnya dihadapkan ke samping dengan kedalaman 1 cm. Satu
hari setelah tanam lakukan penyiraman jika tidak turun hujan. Penyiraman ini
tidak boleh terlambat tetapi juga tidak boleh terlalu banyak.
Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
a)
Sulaman pertama untuk tanaman yang berasal dari bibit rayungan bermata satu
dilakukan 5-7 hari setelah tanam. Bibit rayungan sulaman disiapkan di dekat
tanaman yang diragukan pertumbuhannya. Setelah itu tanaman disiram. Penyulaman
kedua dilakukan 3-4 minggu setelah penyulaman pertama.
b)
Sulaman untuk tanaman yang berasal dari bibit rayungan bermata dua dilakukan
tiga minggu setelah tanam (tanaman berdaun 3-4 helai). Sulaman diambil dari
persediaan bibit dengan cara membongkar tanaman beserta akar dan tanah padat di
sekitarnya. Bibit yang mati dicabut, lubang diisi tanah gembur kering yang
diambil dari guludan, tanah disirami dan bibit ditanam dan akhirnya ditimbun
tanah. Tanah disiram lagi dan dipadatkan.
c)
Sulaman untuk tanaman yang berasal dari bibit pucuk. Penyulaman pertama
dilakukan pada minggu ke 3. Penyulaman kedua dilakukan bersamaan dengan
pemupukan dan penyiraman ke dua yaitu 1,5 bulan setelah tanam.Kedua penyulaman
ini dilakukan dengan cara yang sama dengan point (b) di atas.
d)
Penyulaman ekstra dilakukan jika perlu beberapa hari sebelum pembumbunan ke 6.
Adanya penyulaman ekstra menunjukkan cara penanaman yang kurang baik.
e)
Penyulaman bongkaran. Hanya boleh dilakukan jika ada bencana alam atau serangan
penyakit yang menyebabkan 50% tanaman mati. Tanaman sehat yang sudah besar
dibongkar dengan hati-hati dan dipakai menyulan tanaman mati. Kurangi daun-daun
tanaman sulaman agar penguapan tidak terlalu banyak dan beri pupuk 100-200
Kg/ha.
Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan bersamaan
dengan saat pembubunan tanah dan dilakukan beberapa kali tergantung dari
pertumbuhan gulma. Pemberantasan gulma dengan herbisida di kebun dilaksanakan
pada bulan Agustus sampai November dengan campuran 2-4 Kg Gesapas 80 dan 3-4 Kg
Hedanol power.
Pembubunan
Sebelum pembubunan tanah harus disirami sampai jenuh agar struktur tanah tidak
rusak.
a)
Pembumbunan pertama dilakukan pada waktu umur 3-4 minggu. Tebal bumbunan tidak
boleh lebih dari 5-8 cm secara merata. Ruas bibit harus tertimbun tanah agar
tidak cepat mengering.
b)
Pembumbun ke dua dilakukan pada waktu umur 2 bulan.
c)
Pembumbuna ke tiga dilakukan pada waktu umur 3 bulan.
d)
Perempalan Daun-daun kering harus dilepaskan sehingga ruas-ruas tebu bersih
dari daun tebu kering dan menghindari kebakaran.
Bersamaan dengan pelepasan
daun kering, anakan tebu yang tidak tumbuh baik dibuang. Perempalan pertama
dilakukan pada saat 4 bulan setelah tanam dan yang kedua ketika tebu berumur
6-7 bulan.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dua kali yaitu
saat tanam atau sampai 7 hari setelah tanam dengan dosis 7 gram urea, 8 gram
TSP dan 35 gram KCl per tanaman (120 kg urea, 160 kg TSP dan 300 kg KCl/ha).dan
(2) pada 30 hari setelah pemupukan ke satu dengan 10 gram urea per tanaman atau
200 kg urea per hektar. Pupuk diletakkan di lubang pupuk (dibuat dengan tugal)
sejauh 7-10 cm dari bibit dan ditimbun tanah. Setelah pemupukan semua petak
segera disiram supaya pupuk tidak keluar dari daerah perakaran tebu. Pemupukan
dan penyiraman harus selesai dalam satu hari. Agar rendeman tebu tinggi,
digunakan zat pengatur tumbuh seperti Cytozyme (1 liter/ha) yang diberikan dua
kali pada 45 dan 75 Hari.
Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan dengan berbagai
cara:
a) Air
dari bendungan dialirkan melalui saluran penanaman.
b)
Penyiraman lubang tanam ketika tebu masih muda. Waktu tanaman berumur 3 bulan,
dilakukan pengairan lagi melalui saluran-saluran kebun.
c) Air
siraman diambil dari saluran pengairan dan disiramkan ke tanaman. d) Membendung
got-got sehingga air mengalir ke lubang tanam.
Pengairan dilakukan pada saat:
a)
Waktu tanam
b)
Tanaman berada pada fase pertumbuhan vegetatif
c)
Pematangan.
Hama dan Penyakit
Hama Penggerek batang bergaris
(Proceras cacchariphagus), penggerek batang berkilat (Chilitrae auricilia),
penggerek batang abu-abu (Eucosma schismacaena), penggerek batang kuning
(Chilotraea infuscatella), penggerek batang jambon (Sesmia inferens)
Gejala: daun yang terbuka mengalami
khlorosis pada bagian pangkalnya; pada serangan hebat, bentuk daun berubah,
terdapat titik-titik atau garis-garis berwarna merah di pangkal daun; sebagian
daun tidak dapat tumbuh lagi; kadang-kadang batang menjadi busuk dan berbau
tidak enak.Pengendalian: dengan suntikan insektisida Furadan 3G (0,5 kg/ha)
pada waktu tanaman berumur 3-5 bulan. Suntikan dilakukan jika terdapat 400
tanaman terserang dalam 1 hektar.
Tikus Pengendalian: dengan gropyokan
secara bersama atau pengemposan belerang pada lubang yang dihuni tikus.
Penyakit :
a) Pokkahbung
Penyebab: Gibbrela moniliformis. Bagian yang diserang adalah daun, pada stadium
lanjut dapat menyerang batang. Gejala: terdapat noda merah pada bintik
khlorosis di helai daun, lubang-lubang yang tersebar di daun, sehingga daun
dapat robek, daun tidak membuka (cacat bentuk), garis-garis merah tua di
batang, ruas membengkak. Pengendalian: memakai bibit resisten, insektisida Bulur
Bordeaux 1% dan pengembusan tepung kapur tembaga.
b) Dongkelan
Penyebab: jamur Marasnius sach-hari Bagian yang diserang adalah jaringan
tanaman sebelah dalam dan bibit di dederan/persemaian. Gejala: tanaman tua
dalam rumpun mati tiba-tiba, daun tua mengering, kemudian daun muda, warna daun
menjadi hijau kekuningan dan terdapat lapisan jamur seperti kertas di
sekeliling batang. Pengendalian: tanah dijaga agar tetap kering.
c) Noda kuning
Penyebab: jamur Cercospora kopkei . Bagian yang diserang daun dan
bagian-bagaian dengan kelembaban tinggi. Gejala: noda kuning pucat pada daun
muda yang berubah menjadi kuning terang. Timbul noda berwarna merah darah tidak
teratur; bagian bawah tertutup lapisan puiih kotor. Helai daun mati berwarna
agak kehitaman. Pengendalian: adalah dengan memangkas dan membakar daun yang
terserang. Kemudian menyemprot dengan tepung belerang ditambah kalium
permanganat.
d) Penyakit nanas
Penyebab: adalah jamur Ceratocytis paradoxa. Bagian yang diserang adalah bibit
yang telah dipotong. Gejala: warna merah bercampur hitam pada tempat potongan,
bau seperti buah nanas. Pengendalian: luka potongan diberi ter atau desinfeksi
dengan 0,25% fenylraksa asetat.
e) Noda cincin
Bagian yang diserang daun, lebih banyak di daerah lembab daripada daerah
kering. Penyebab: jamur Heptosphaeria sacchari, Helmintosporium sachhari,
Phyllsticta saghina. Gejala: noda hijau tua di bawah helai daun, bagian tengah
noda menjadi coklat; pada serangan lanjut, warna coklat menjadi jernih, daun
kering. Pengendalian: mencabut tanaman sakit dan membakarnya.
f) Busuk bibit
Bagian yang diserang adalah bibit dengan gejala tanaman kekuningan dan layu.
Penyebab: bakteri. Gejala: bibit yang baru ditanam busuk dan buku berwarna
abu-abu sampai hitam. Pengendalian: menanam bibit sehat, perbaikan sistim
pembuangan air yang baik, serta tanah dijaga tetap kering.
g) Blendok Bagian yang
diserang adalah daun tanaman muda berumur 1,5-2 bulan pada musim
kemarau.Penyebab: Xanthomonas albilicans. Gejala: terdapat pada khlorosis pada
daun; pada serangan hebat seluruh daun bergaris hijau dan putih; titik tumbah
dan tunas berwarna merah. Pengendalian: Menanam bibit resisten (2878 POY, 3016
POY), Lakukan desinfeksi para pemotong bibit, merendam bibit dalam air panas
52,5oC dan lonjoran bibit dijemur 1-2 hari.
h) Virus mozaik
Penyebab: Virus. Pengendalian: menjauhkan tanaman inang, bibit yang sakit
dicabut dan dibakar.
Panen
Ciri dan Umur Panen Umur panen
tergantung dari jenis tebu:
a)
Varitas genjah masak optimal pada < 12 bulan
b)
Varitas sedang masak optimal pada 12-14 bulan,
c)
Varitas dalam masak optimal pada > 14 bulan. Panen dilakukan pada bulan
Agustus pada saat rendeman (persentase gula tebu) maksimal dicapai.
Cara Panen
a)
Mencangkul tanah di sekitar rumpun tebu sedalam 20 cm.
b)
Pangkal tebu dipotong dengan arit jika tanaman akan ditumbuhkan kembali. Batang
dipotong dengan menyisakan 3 buku dari pangkal batang.
c)
Mencabut batang tebu sampai ke akarnya jika kebun akan dibongkar.Potong akar batang
dan 3 buku dari permukaan pangkal batang.
d) Pucuk
dibuang.
e)
Batang tebu diikat menjadi satu (30-50 batang/ikatan) untuk dibawa ke pabrik
untuk segera digiling Panen dilakukan satu kali di akhir musim tanam.
Perkiraan Produksi Hasil Tebu Rakyat
Intensifikasi I di tanah sawah adalah 120 ton/ha dengan rendemen gula 10%
sedangkan hasil TRI II di tanah sawah adalah 100 ton dengan rendemen 9%. Di
tanah tegalan produksi tebu lebih rendah lagi yaitu pada TRI I tegalan adalah
90 ton/ha dan pada TRI II tegalan sebesar 80 tom/ha.
Pascapanen
1.
Pengumpulan Hasil tanam dari lahan panen dikumpulkan dengan cara diikat untuk
dibawa ke pengolahan.
2.
Penyortiran dan Penggolongan Syarat batang tebu siap giling supaya rendeman
baik:
a.
Tidak mengandung pucuk tebu
b.
Bersih dari daduk-daduk (pelepah daun yang mengering)
c.
Berumur maksimum 36 jam setelah tebang.
Tanaman tebu atau Saccharum
officinarum merupakan bahan utama penghasil gula pasir. Pengusahaan tanaman
tebu pada lahan sawah perlu memperhatikan kelayakan usaha, dalam arti dapat
memberikan produktivitas lahan yang cukup tinggi, tidak terlalu jauh dari
pabrik gula dengan prasarana seperti jalan dan jembatan yang cukup, dan tidak
membahayakan kelestarian lingkungan.
Kelayakan usaha ini sangat penting
karena tidak saja menyangkut operasi perusahaan tetapi juga pendapatan petani
yang mengusahakan tebu di wilayah itu. Usahatani yang dapat menjamin pendapatan
yang cukup tinggi merupakan motivasi kuat yang mendorong petani mencintai
tanaman tebu yang diusahakannya.
Bibit merupakan modal dasar dalam
budidaya tebu, sehingga dalam upaya peningkatan produksi dan produktifitas
gula, penggunaan bibit unggul tebu mutlak dilakukan. Bibit tebu adalah bagian
dari tanaman tebu yang merupakan bahan tanaman yang dapat dikembangkan untuk
pertanaman baru. Bibit unggul tebu berkualitas memiliki potensi produksi
tinggi, bebas hama penyakit, mempunyai tingkat kemurnian lebih dari 95%, umur
sekitar 6 -7 bulan. Bibit unggul dapat diperoleh di Kebun Bibit.
Kebun Bibit adalah kebun untuk
penyelenggaraan pembibitan, guna memperoleh bibit yang memenuhi persyaratan
mutu dan jumlah yang cukup.
Daur kehidupan tanaman tebu melalui
5 fase, yaitu :
1.
Perkecambahan
Dimulai dengan pembentukan taji
pendek dan akar stek pada umur 1 minggu dan diakhiri pada fase kecambah pada
umur 5 minggu.
2.
Pertunasan
Dimulai dari umur 5 minggu
sampai 3,5 bulan.
3.
Pemanjangan Batang
Dimulai dari umur 3,5 bulan sampai 9
bulan.
4.
Kemasakan
Merupakan fase yang terjadi
setelah pertumbuhan vegetatif menurun dan sebelum batang tebu mati. Pada fase
ini gula di dalam batang tebu mulai terbentuk hingga titik optimal hingga
berangsur-angsur menurun. Fase ini disebut juga fase penimbunan rendemen gula.
5.
Kematian
Rendemen tebu adalah kadar kandungan
gula didalam batang tebu yang dinyatakan dengan persen. Bila dikatakan rendemen
tebu 10 %,artinya ialah bahwa dari 100 kg tebu yang digilingkan di Pabrik
Gula akan diperoleh gula sebanyak 10 kg.
Ada 3 macam rendemen,yaitu: rendemen
contoh,rendemen sementara, dan rendemen efektif.
1.
Rendemen Contoh
Rendemen ini merupakan contah yang
dipakai untuk mengetahui apakah suatu kebun tebu sudah mencapai masak optimal
atau belum. Dengan kata lain rendemen contah adalah untuk mengetahui gambaran
suatu kebun tebu berapa tingkat rendemen yang sudah ada sehingga dapat
diketahui kapan kapan saat tebang yang tepat dan kapan tanaman tebu mencapai
tingkat rendemen yang memadai.
Rumus : Nilai nira x Faktor
rendemen = Rendemen
2.
Rendemen Sementara
Perhitungan ini dilaksanakan untuk
menentukan bagi hasil gula,namun sifatnya masih sementara.Hal ini untuk
memenuhi ketentuan yang menginstruksikan agar penentuan bagi hasil gula
dilakukan secepatnya setelah tebu petani digiling sehingga petani tidak
menunggu terlalu lama sampai selesai giling namun diberitahu lewat perhitungan
rendemen sementara.
Cara mendapatkan rendemen sementara
ini adalah dengan mengambil nira perahan pertama tebu yang digiling untuk
dianalisis di laboratorium untuk mengetahui berapa besar rendemen sementara
tersebut.
Rumus : Rendemen Sementara = Faktor
Rendemen x Nilai Nira
3.
Rendemen Efektif
Rendemen efektif disebut juga
rendemen nyata atau rendemen terkoreksi. Rendemen efektif adalah rendemen hasil
perhitungan setelah tebu digiling habis dalam jangka waktu tertentu.Perhitungan
rendemen efektif ini dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 15 hari atau disebut
1 periode giling sehingga apabila pabrik gula mempunyai hari giling 170
hari,maka jumlah periode giling adalah 170/15 = 12 periode.Hal ini berarti
terdapat 12 kali rendemen nyata/efektif yang bisa diperhitungkan dan
diberitahukan kepada petani tebu.
Tebu yang digiling di suatu pabrik
gula jelas hanya sebagian kecil saja yang akan menjadi gula.Kalau 1
kuintal tebu mempunyai rendemen 10 % maka hanya 10 kg gula yang didapat dari 1
kuintal tebu tersebut
Manfaat Tebu (Sacharum officinarum)
Tebu (Sacharum officinarum)
adalah termasuk keluarga Graminae atau rumput-rumputan dan berkembang biak di
daerah beriklim udara sedang sampai panas. Tebu cocok pada yang mempunyai
ketinggian tanah 1 sampai 1300 meter di atas permukaan laut.
Tebu yang tumbuh di lebih dari 200
negara, India adalah terbesar kedua produsen gula sdangkan pengasil terbesarnay
adalah Brasil. Di negera Negara Karibia tebu dioleh menjadi Falernum dan
dipergunakan sebagai bahan campuran cocktail.
Selain sebagai bahan baku gula, tebu
juga banyak berkhasiat sebagai obat, khasiat dari Tebu adalah sebagai berikut :
- Ada beberapa manfaat tebu diantaranya gigunakan untuk dikomsumsi langsung dengan cara dibuat jus, dibuat menjadi tetes rum dan dibuat menjadi ethanol yang nantinya digunakan sebagai bahan bakar. Limbah hasil produksi dari tebu bisa dimanfaatkan menjadi listrik.
- Ekstrak sari tebu yang ditambah jeruk nipis dan garam biasa di komsumsi di India itu dimaksudkan untuk memberika kekuatan gigi dan gusi
- Air tebu dapat dimanfaatkan sebagai penyembuh sakit tenggorokan dan mencegak sakit Flu serta bisa menjaga badan kita sehat. Air tebu ini bisa dimanfaatkan oleh penderita diabetes dimanfaatkan sebagai pemanis karena kadar gula yang rendah. Karena tebu bersifat alkali sehingga dapat membantu melawan kanker payudara dan prostat.
- Mengkomsumsi air tebu secara teraktur dapat menjaga metabolisme tubuh kita dari kekurangan cairan karena banyak kegiatan yang sudah dilakukan sehingga dapat terhindar dari stroke. Dengan banyaknya kandungan karbonhidrat sehingga dapat menambah kekuatan jantung, mata, ginjal dan otak. Membantu dalam pengobatan penyakit kuning karena memberikan kekuatan untuk hati yang menjadi lemah selama penyakit kuning. Membantu dalam menjaga aliran air kencing yang jelas dan juga membantu ginjal untuk menjalankan fungsi mereka dengan baik.