Loading...
Friday, June 19, 2015

Saat Merasa Diri Lebih Baik


Pernah merasa lebih baik dari seseorang?
Belum pernah? Masa" sih...?

Misalnya perasaan kayak begini:
Gue lebih baik daripada si anu yang belum berhijab
Aku lebih baik daripada si fulan yang pengangguran
Ane lebih baik daripada diye yang nggak bisa ngaji sehari sejuz
Saya lebih baik daripada kamu yang cuma lulusan SMA

Seriusan belum pernah merasa lebih baik dari orang lain? Kereen, jarang-jarang lo, mudah-mudahan emang karena rendah hati en bukan karena rendah diri yaa.

Bagi yang pernah atau sedang merasa seperti itu, pliis tobat segera!

Salah satu nasehat almarhum papa yang masih saya ingat sampai sekarang adalah: Jangan pernah merasa diri lebih baik dari orang lain! Bahkan jangan sampai lisan kita terucap "Gue lebih baik daripada dia/elo!".

Kenapa?

Yap, karena 'mantra' itulah yang menyebabkan iblis dimurkai Allah, juga terusir dari surga, padahal awalnya iblis adalah salah satu ahli ibadah yang disegani oleh para 'penduduk langit'.

"‘Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang (yang) lebih tinggi?’ Iblis berkata: ‘Aku lebih baik daripadanya, karena engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah’." (Shaad: 75–76).

Jelas banget yaah... Perkataan "Aku lebih baik dari dia" adalah salah satu ciri kesombongan, dan makhluk mana pun emang tidak pantas untuk merasa sombong.

Ya iyalah... Apa yang mau disombongin coba? Tampang cakep? Badan kuat? Otak pintar? Harta banyak? Semuanya toh cuma titipan, sewaktu-waktu bakal dibalikin ke yang punya (Allah).

Ngaku sih, saya pernah merasa lebih baik dari orang lain, saat itu sampai-sampai kepikiran alangkah baiknya kalau ada beberapa orang yang seperti saya (Ya Allah... Amit-amit banget dah yaa gue), tapi kemudian alhamdulillaah saya tobat dari pikiran ujub begitu. Nggak lagi-lagi daah mikir kayak gitu.

"Ada tiga perkara yang membinasakan, yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri." (HR. Ath Thabrani dan Anas)

Ternyata kalaupun saya lebih baik dari orang lain, itu hanya di satu bidang saja, ada banyak bidang lainnya yang justru saya jauh lebih buruk dari orang tersebut, jadi... Layakkah mencap diri ini lebih baik dari orang lain? Kagaaak!

Kabar buruknya, sedikit saja ada perasaan lebih baik dari orang lain, pasti bisa terdeteksi loh... Dari intonasi suara, ekspresi wajah, pilihan kata, bahasa tubuh. Ketika kita memandang orang lain lebih rendah, jadilah kita masuk dalam kategori sombong, dan setitik saja kesombongan dalam hati akan membuat kita menjauh dari surga-Nya. Orang lain jadi nggak nyaman, Allah pun nggak senang.

"Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan." (H.R Muslim)
Nah, makanya itu... Tiap kali perasaan diri kita lebih baik dari yang lain itu muncul, harus segera di-smash, dikubur, dipendam dalam hati, abis itu dibakar sampai nggak bersisa, jangan sampai muncul dalam wujud perkataan, ekspresi, apalagi tingkah laku.

Terus, apa kabar narsis? Katanya kalau nggak narsis, nggak eksis...
Yaa memang harus hati-hati, kalau narsis karena percaya diri masih oke lah... Tapi kalau sudah membanding-bandingkan dengan orang lain dan merasa diri lebih baik, beuh... amit-amit, itu sih narsis yang tragis, tragis kenapa? Karena malah ngebawa si tukang narsis terkena murka, murka manusia dan juga Tuhan.
Btw, tahu nggak... kenapa sih Allah segitu murkanya sama makhluk yang sombong atau merasa lebih baik dari orang lain?

Setahu saya... Ada golongan orang kafir yang mikir... karena Tuhan merasa tersaing, makanya Tuhan marah sama orang sombong. Gila yaah? Ada loh orang kafir yang memuja iblis karena mereka dendam pada Tuhan yang telah mengusir iblis dari surga, mereka menjadi sekutu iblis, berharap bisa menang melawan Tuhan dan tentara-Nya. Asli nggak tahu diri!

Kalau saya sih yakin, Allah tidak senang makhluknya sombong karena Allah sayang sama kita. Ibaratnya orangtua yang sayang anak, pasti marah kalau anaknya main hujan-hujanan di pinggir tebing. Bahaya kaan...?
Jadi, saya percaya sikap sombong itu pasti punya efek negatif dan bahaya yang banyak banget, makanya Allah sampai melarang kita sombong bahkan sampai berkata yang pantas sombong tuh hanya Dia saja!
Berikut ini sedikit penjabaran keburukan sikap sombong:

1. Orang sombong pasti akan menyakiti hati orang lain, sengaja ataupun tidak, disadari ataupun tidak.

Karena dia MERASA lebih hebat, lebih tinggi, lebih kaya, lebih cakep, otomatis sikap, perkataan, dan isyarat-isyarat tubuhnya akan menampilkan ekspresi meremehkan orang lain yang dianggapnya nggak selevel sama dia.

Siapa sih manusia yang mau diremehkan? Bisa-bisa orang pada sebel, merutuk, memaki, mendoakan kejelekan untuk mereka yang bersikap sombong. Ya doong?

Akhirnya ketika si sombong dapat musibah, alih-alih ditolongin, orang lain cuma bilang "Sukuriiin... Nyaho lo!"

Mau ditolong oleh manusia dan juga Allah? Makanya jauhi sifat sombong!

2. Orang bisa jadi sombong biasanya karena lupa bahwa kenikmatan yang dia miliki adalah pemberian Allah. Mereka ngerasa segala hal yang berhasil dimiliki hanyalah berkat usahanya sendiri.

"Karena kerja keras, gue bisa sukses begini!"

Soalnya kalau dia ingat bahwa semua kesuksesan, kegagahan, kecantikan, kekayaan dia tuh dari Allah, nggak bakalan jadi sombong... Justru bakal bersyukur dah pasti!

Oleh karena itu, orang sombong otomatis kufur nikmat dan pertanda minta dikepret (ups maap... kebawa emosi *peace).

Orang sombong biasanya baru akan sadar kesalahannya, setelah ia diterpa masalah besar dan sangat berat yang hampir-hampir tidak sanggup ia hadapi, baru deh nyadar kalau selama ini dia sudah bersikap sombong.

Nggak pengen kan diuji dengan ujian luar bisa dahyat seperti Fir'aun yang tenggelam di dasar laut atau Qorun yang ditelan bumi? Makanya... jangan sombong! Laut sama tanah aja gemes sama orang sombong.

3. Kesombongan bisa membuat seseorang tidak bisa menerima kebenaran.

Saking bangga pada dirinya sendiri, ketika Allah memerintahkan semua bersujud pada Adam, iblis malah menolak. Iblis merasa dirinya lebih mulia, jadi dia enggan mematuhi perintah. Dia juga tidak bisa menerima kebenaran bahwa manusia adalah makhluk yang lebih sempurna darinya.

Nah, lihat juga Israel dan Amerika, negara yang sering dapat cap sombong dan pongah. Saking sombongnya, kebenaran pun bisa mereka putarbalikan. Pahlawan dinyatakan sebagai penjahat, dan penjahat dinyatakan sebagai pahlawan. Lewat berbagai propaganda media, mereka merekayasa kebohongan menjadi kebenaran.

Apakah orang sombong mau mendengarkan perkataan orang lain yang dianggapnya tidak selevel? Tidak akan!

Sudah rumus baku, orang sombong akan sulit menerima kebenaran, karena mereka akan selalu merasa yang paling benar!

Karena keburukan-keburukan itulah, sifat sombong harus dienyahkan dari diri kita masing-masing.

Terakhir, selain menjaga diri dari rasa sombong, penting juga untuk tidak mudah menuduh orang lain sombong yah Sob!

Hanya karena seseorang nggak senyum ketika kita sapa, langsung deh kita cap dia sombong. Padahal bisa jadi bukan begitu kondisinya, barangkali orang itu sedang mengalami musibah besar sampai-sampai tidak bisa mengontrol emosinya. Atau, barangkali dia punya masalah penglihatan dan pendengaran, jadi dia nggak denger dan nggak lihat jelas ketika kita melempar senyum padanya.

Pasalnya, mencap seseorang itu sombong tanpa bukti konkret juga fatal Sob, sama saja seperti menuduhnya sebagai ahli neraka, padahal yang berhak menghakimi hanyalah Allah.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa menjadi pengingat, serta memberikan pahala kebaikan buat almarhum papa yang telah mengajarkan anaknya untuk tidak merasa diri lebih baik dari siapa pun... Aamiin
***

Syamsa Hawa: Penulis Buku dengan nama asli Shinta Dewi Indriani ini merupakan Pemimpin Redaksi Annida (2011-sekarang). Lulusan Sastra Cina, UI 2008 yang juga pernah menyabet juara dalam berbagai lomba kepenulisan salah satunya menjadi salah satu dari 20 Young Writer Versi UNICEF. Udah nerbitin belasan buku di berbagai penerbit major sejak SMA dan buku terbarunya sekarang berjudul Seven Secret yang ditulis bareng Agung Dodo Iswanto dan Vina Yunita, diterbitkan oleh Republika. Pembicara seminar, motivation trainer dan pencipta lagu adalah segudang peran yang sering dilakoni Ibu dari satu anak ini.
 
TOP